Monday, December 12, 2022

Keunggulan Bibit Sawit Simalungun

 Salah satu komoditi perkebunan yang memiliki hasil bagus dan tergolong memiliki prospek yang menarik.

Tak heran juga tanaman kelapa sawit, memiliki kualitas bagus untuk ekspor maupun hasilnya juga berkualitas.

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang banyak digunakan sebagai bahan baku penghasil minyak dan bahan bakar alami, karena kelapa sawit mengandung banyak lemak jenuh.

Di Indonesia, tanaman ini penyebarannya paling banyak di daerah Aceh, Sumatra, kalimantan, dan Sulawesi. Tanaman ini sekilas mirip seperti pohon salak. Hanya saja tanaman buah sawit memiliki duri yang tidak terlalu keras dan tajam.

 

Mengelola tanaman kelapa sawit dapat menjadi mata pencaharian yang baik jika mampu menghasilkan panen yang kuantitasnya tepat dan kualitasnya yang baik.

Potensi ini harus digunakan dengan sebaik-baiknya sehingga Indonesia dapat tetap bertahan sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia.

Sayangnya, kurangnya informasi mengenai bibit unggul masih sering terjadi. Akibatnya, panen yang dihasilkan tidak maksimal.

Kegagalan dan keberhasilan panen sangat dipengaruhi sejak anda memilih bibit untuk ditanam. Bibit yang unggul kemungkinan besar akan menghasilan panen yang berkualitas. Berikut ini ciri-ciri bibit unggul kelapa sawit yang baik:

Ciri-Ciri Bibit Unggul Kelapa Sawit Yang Baik

 

Faktor terpenting dalam pemilihan bibit kelapa sawit adalah tanaman yang dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah yang sehat.

Berikut adalah ciri-ciri tanaman kelapa sawit unggul, seperti:

A.    Berasal Dari Kecambah Biji Kecil Dan Tidak Terlalu Besar.

 

Ukuran biji kelapa sawit yang baik adalah biji yang tidak terlalu kecil atau besar. Karena biasanya biji yang besar bukanlah bibit unggul.

Bentuk bibit yang unggul adalah yang berbentuk bulat/lonjong dan tidak terdapat cekungan-cekungan.

B.     Memiliki Plumula 1/3 Dan Radikula 2/3.

 

Plumula/calon batang yang bagus ukurannya adalah 1/3 dan radikula/calon akarnya berukuran 2/3. Calon batang yang baik adalah batang yang berukuran pendek.

Semakin pendek calon batang, maka semakin kuat saat sudah ditanam. Begitupun dengan calon akar, bibit tidak dapat tumbuh optimal dengan ukuran radikula yang panjang.

Anda harus memperhatikan jika ukurannya tidak seperti yang disebutkan, karena banyak yang melakukan kesalahan saat memilih bibit ini

C.    Tempurungnya Licin Dan Tidak Memiliki Serat.

 

Tempurung/cangkang sawit yang baik adalah yang bertekstur lincin dan tidak berserat. Karena cangkang dapat berpengaruh dengan kadar air yang terkandung di dalamnya, sehingga yang licin adalah yang terbaik.

D.    Terdapat Tulisan Berasal Dari Lembaga Yang Tersertifikasi.

 

Butir kecambah yang berkualitas akan lolos uji sertifikasi dan disahkan oleh lembaga Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Pastikan butir kecambah yang anda pilih terdapat tulisan yang tersertifikasi.

Anda juga dapat membeli bibit kelapa sawit secara langsung di PPKS yang tersebar di beberapa daerah. Ini bertujuan untuk bisa mendapatkan bibit sawit yang tersertifikasi dan terjamin kualitasnya.

E.     Ukuran Kecambah Seragam.

 

Dalam pemilihan ukuran kecambah harus memperhatikan dengan teliti, karena apabila ada kecambah yang ukurannya lebih besar atau lebih daripada yang lain kemungkinan kecambah itu bukanlah bibit unggul. Dengan ukuran yang seragam, menjadikan pertumbuhan bibit juga bisa seragam secara kualitas.

F.     Bebas Dari Hama Dan Penyakit.

 

Biasanya bibit yang unggul adalah bibit yang tidak mudah terkena hama dan penyakit. Jangan terima bibit yang memiliki cacat secara fisik.

Ciri fisik bibit seperti bekas gangguan hama, jamur, bakteri ataupun virus sangat berbahaya untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Terlebih, kemungkinan penularan penyakit “tular benih” juga akan semakin tinggi.

Ciri-Ciri Bibit Kelapa Sawit Pre Nusery (3 Bulan) Yang Unggul Adalah:

 

Dalam memilih bibit pre nursery/pembibitan awal, hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan bibit unggul adalah..

a.      Jumlah Daunnya 3-4 Helai.

 

Bibit kelapa sawit pre nusery yang baik memiliki jumlah daun sebanyak 3-4 helai. Perhatikan jika ada bibit yang memiliki jumlah daun lebih atau kurang dari 3-4 helai, karena kemungkinan itu bukanlah bibit unggul dan menjadikan pertumbuhan/perkembangan bibit menjadi tidak seragam dan tidak efisien.

b.      Pertumbuhan Kelapa Sawitnya Normal.

Bibit yang mengalami penghambatan dalam faktor pertumbuhannya, merupakan ciri dari bibit yang kurang baik. Usahakan memilih kelapa sawit dengan pertumbuhan yang normal. Sebab, itu nantinya akan mempengaruhi keberhasilan budidaya kelapa sawit Anda.

c.       Bebas Dari Benih-Benih Abnormal.

Usahakan pilih bibit yang bebas dari benih abnormal. Ciri bibit kelapa sawit pren nusery yang termasuk gagal seperti anak daunnya menggulung, memanjang, menyempit, pertumbuhan yang tidak merata, dan warna batang/daun yang kusam.

d.      Tidak Terserang Hama Penyakit Sawit.

Penyakit yang banyak menyerang tanaman kelapa sawit adalah penyakit tajuk (penyakit mahkota/crown disease). Penyakit ini biasanya menyerang tanaman yang berumur 1-3 tahun.

Meski begitu, penyakit ini dapat terbawa sejak masih dalam masa pembibitan pre-Nursery. jika Anda menemukan bibit yang memiliki ciri berpenyakit, maka jangan dipilih.

 

Ciri-Ciri Bibit Main Nursery (10-12 Bulan) Adalah:

 

Setelah menentukan dan menyeleksi bibit Pre-Nursery, kini saatnya Anda memilih bibit Main Nursery/bibit besar yang unggul. Berikut ini ciri-ciri bibit Main Nursery yang baik:

a.      Pelepah Lebih Terbuka

 

Berbeda dengan bibit Pre-Nursery, bibit Main Nursery sudah tampak lebih jelas pelepahnya. Pastikan bibit yang anda pilih adalah yang pelepahnya lebih terbuka dan tidak kusut.

Sebab, pelepah yang tidak terbuka/belum terbuka dengan sempurna kemungkinan bibit tersebut mengalami keterlambatan pertumbuhan. Dengan begitu, kedepannya, bibit ini tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik.

b.      Bebas Bibit Abnormal

 

Ciri dari bibit yang abnormal adalah bibit tumbuh tegak dan kaku. Daun muda tumbuh lebih panjang dibanding daun tua dan anak daun tidak terbuka.

Selain itu, pertumbuhan bibit ini biasanya lebih lambat daripada yang lain. Usahakan anda tidak memilih bibit yang menunjukan ciri-ciri tersebut.

c.       Pertumbuhan Bibit Sawit Usia 10 Bulan

 

Bibit kelapa sawit yang baik saat memasuki usia 10 bulan adalah sawit yang tingginya kurang lebih 110 cm dengan diameter 6.5 cm.

Usahakan untuk memilih bibit yang ukurannya tidak terlalu jauh dari itu. Jika didapati bibit sawit yang terlalu kecil/kerdil, maka jangan dipilih.

d.      Pertumbuhan Bibit Sawit Usia 12 Bulan

 

Semakin lama masa pembibitan, maka pertumbuhan bibit sawit juga harusnya lebih besar. Ketika bibit memasuki usia 12 bulan, Pastikan anda memilih bibit yang mempunyai pelepah berjumlah 17, tinggi 130 cm dengan diameter 6.8 cm

Harga Bibit Pre Nursery (3 Bulan)

 

Bibit kelapa sawit kecambah ini banyak di minati oleh masyarakat yang akan menanam kembali dari awal. Harga bibit kelapa sawit unggul pada usia 3 bulan/pre nursery adalah 15.500/Bibit.

Tentu saja, semakin banyak Anda membeli, maka harganya bisa semakin murah. Namun, jika Anda ingin mendapatkan bibit dengan kualitas yang sama, namun dengan harga yang lebih terjangkau, Anda bisa membelinya secara online.

Harga Bibit (4-6 Bulan)

 

Pada usia 4-6 bulan, harga yang biasa dipasarkan untuk kelapa sawit pada usia ini adalah 20.000/Bibit. Anda bisa mencoba untuk membeli bibit usia 4-6 bulan di Aplikasi GDM Agri.

Melalui Aplikasi GDM Agri, Anda bisa memilih bibit kelapa sawit berbagai ukuran dengan harga yang lebih terjangkau, namun dengan kualitas yang tak kalah baik.

Kelebihan lain dari pembelian bibit melalui Aplikasi GDM Agri ini adalah Anda bisa bertemu langsung dengan penjualnya, dan melakukan negosiasi harga sesuai kesepakatan.

Harga Bibit Main Nursery (>7 Bulan)

 

Bibit di usia lebih dari 7 bulan masuk ke masa main nursery. Pada usia ini, bibit sudah mulai tumbuh lebih besar dan lebih kuat terhadap stress.

Usia main nursery yang banyak dijual pada umur 8 bulan, 9 bulan, dan umur 1 tahun. Anda dapat membeli bibit sawit siap tanam ini dengan harga 30.000 – 40.000/bibit tergantung usia bibit tersebut.

Anda juga bisa mendapatkan bibit fase main nursery ini di Aplikasi GDM Agri. Sebab, Aplikasi GDM Agri merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli di bidang agribisnis dari berbagai wilayah di Indonesia.

Ciri-Ciri Bibit Unggul Kelapa Sawit Yang Baik

 Salah satu komoditi perkebunan yang memiliki hasil bagus dan tergolong memiliki prospek yang menarik.

Tak heran juga tanaman kelapa sawit, memiliki kualitas bagus untuk ekspor maupun hasilnya juga berkualitas.

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang banyak digunakan sebagai bahan baku penghasil minyak dan bahan bakar alami, karena kelapa sawit mengandung banyak lemak jenuh.

Di Indonesia, tanaman ini penyebarannya paling banyak di daerah Aceh, Sumatra, kalimantan, dan Sulawesi. Tanaman ini sekilas mirip seperti pohon salak. Hanya saja tanaman buah sawit memiliki duri yang tidak terlalu keras dan tajam.

Mengelola tanaman kelapa sawit dapat menjadi mata pencaharian yang baik jika mampu menghasilkan panen yang kuantitasnya tepat dan kualitasnya yang baik.

Potensi ini harus digunakan dengan sebaik-baiknya sehingga Indonesia dapat tetap bertahan sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia.

Sayangnya, kurangnya informasi mengenai bibit unggul masih sering terjadi. Akibatnya, panen yang dihasilkan tidak maksimal.

Kegagalan dan keberhasilan panen sangat dipengaruhi sejak anda memilih bibit untuk ditanam. Bibit yang unggul kemungkinan besar akan menghasilan panen yang berkualitas. Berikut ini ciri-ciri bibit unggul kelapa sawit yang baik:

Ciri-Ciri Bibit Unggul Kelapa Sawit Yang Baik

Faktor terpenting dalam pemilihan bibit kelapa sawit adalah tanaman yang dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah yang sehat.

Berikut adalah ciri-ciri tanaman kelapa sawit unggul, seperti:

A.    Berasal Dari Kecambah Biji Kecil Dan Tidak Terlalu Besar

Ukuran biji kelapa sawit yang baik adalah biji yang tidak terlalu kecil atau besar. Karena biasanya biji yang besar bukanlah bibit unggul.

Bentuk bibit yang unggul adalah yang berbentuk bulat/lonjong dan tidak terdapat cekungan-cekungan.

B.     Memiliki Plumula 1/3 Dan Radikul

Plumula/calon batang yang bagus ukurannya adalah 1/3 dan radikula/calon akarnya berukuran 2/3. Calon batang yang baik adalah batang yang berukuran pendek.

Semakin pendek calon batang, maka semakin kuat saat sudah ditanam. Begitupun dengan calon akar, bibit tidak dapat tumbuh optimal dengan ukuran radikula yang panjang.

Anda harus memperhatikan jika ukurannya tidak seperti yang disebutkan, karena banyak yang melakukan kesalahan saat memilih bibit ini

C.    Tempurungnya Licin Dan Tidak Memiliki Serat.

Tempurung/cangkang sawit yang baik adalah yang bertekstur lincin dan tidak berserat. Karena cangkang dapat berpengaruh dengan kadar air yang terkandung di dalamnya, sehingga yang licin adalah yang terbaik.

D.    Terdapat Tulisan Berasal Dari Lembaga Yang Tersertifikasi

Butir kecambah yang berkualitas akan lolos uji sertifikasi dan disahkan oleh lembaga Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Pastikan butir kecambah yang anda pilih terdapat tulisan yang tersertifikasi.

Anda juga dapat membeli bibit kelapa sawit secara langsung di PPKS yang tersebar di beberapa daerah. Ini bertujuan untuk bisa mendapatkan bibit sawit yang tersertifikasi dan terjamin kualitasnya.

E.     Ukuran Kecambah Seragam.

Dalam pemilihan ukuran kecambah harus memperhatikan dengan teliti, karena apabila ada kecambah yang ukurannya lebih besar atau lebih daripada yang lain kemungkinan kecambah itu bukanlah bibit unggul. Dengan ukuran yang seragam, menjadikan pertumbuhan bibit juga bisa seragam secara kualitas.

F.     Bebas Dari Hama Dan Penyakit.

 Biasanya bibit yang unggul adalah bibit yang tidak mudah terkena hama dan penyakit. Jangan terima bibit yang memiliki cacat secara fisik.

Ciri fisik bibit seperti bekas gangguan hama, jamur, bakteri ataupun virus sangat berbahaya untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Terlebih, kemungkinan penularan penyakit “tular benih” juga akan semakin tinggi.

Ciri-Ciri Bibit Kelapa Sawit Pre Nusery (3 Bulan) Yang Unggul Adalah:

Dalam memilih bibit pre nursery/pembibitan awal, hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan bibit unggul adalah..

a.      Jumlah Daunnya 3-4 Helai.

Bibit kelapa sawit pre nusery yang baik memiliki jumlah daun sebanyak 3-4 helai. Perhatikan jika ada bibit yang memiliki jumlah daun lebih atau kurang dari 3-4 helai, karena kemungkinan itu bukanlah bibit unggul dan menjadikan pertumbuhan/perkembangan bibit menjadi tidak seragam dan tidak efisien.

b.      Pertumbuhan Kelapa Sawitnya Normal.

Bibit yang mengalami penghambatan dalam faktor pertumbuhannya, merupakan ciri dari bibit yang kurang baik. Usahakan memilih kelapa sawit dengan pertumbuhan yang normal. Sebab, itu nantinya akan mempengaruhi keberhasilan budidaya kelapa sawit Anda.

c.       Bebas Dari Benih-Benih Abnormal.

Usahakan pilih bibit yang bebas dari benih abnormal. Ciri bibit kelapa sawit pren nusery yang termasuk gagal seperti anak daunnya menggulung, memanjang, menyempit, pertumbuhan yang tidak merata, dan warna batang/daun yang kusam.

d.      Tidak Terserang Hama Penyakit Sawit.

Penyakit yang banyak menyerang tanaman kelapa sawit adalah penyakit tajuk (penyakit mahkota/crown disease). Penyakit ini biasanya menyerang tanaman yang berumur 1-3 tahun.

Meski begitu, penyakit ini dapat terbawa sejak masih dalam masa pembibitan pre-Nursery. jika Anda menemukan bibit yang memiliki ciri berpenyakit, maka jangan dipilih.

 

Ciri-Ciri Bibit Main Nursery (10-12 Bulan) Adalah:

Setelah menentukan dan menyeleksi bibit Pre-Nursery, kini saatnya Anda memilih bibit Main Nursery/bibit besar yang unggul. Berikut ini ciri-ciri bibit Main Nursery yang baik:

a.      Pelepah Lebih Terbuka

Berbeda dengan bibit Pre-Nursery, bibit Main Nursery sudah tampak lebih jelas pelepahnya. Pastikan bibit yang anda pilih adalah yang pelepahnya lebih terbuka dan tidak kusut.

Sebab, pelepah yang tidak terbuka/belum terbuka dengan sempurna kemungkinan bibit tersebut mengalami keterlambatan pertumbuhan. Dengan begitu, kedepannya, bibit ini tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik.

b.      Bebas Bibit Abnormal

Ciri dari bibit yang abnormal adalah bibit tumbuh tegak dan kaku. Daun muda tumbuh lebih panjang dibanding daun tua dan anak daun tidak terbuka.

Selain itu, pertumbuhan bibit ini biasanya lebih lambat daripada yang lain. Usahakan anda tidak memilih bibit yang menunjukan ciri-ciri tersebut.

c.       Pertumbuhan Bibit Sawit Usia 10 Bulan

Bibit kelapa sawit yang baik saat memasuki usia 10 bulan adalah sawit yang tingginya kurang lebih 110 cm dengan diameter 6.5 cm.

Usahakan untuk memilih bibit yang ukurannya tidak terlalu jauh dari itu. Jika didapati bibit sawit yang terlalu kecil/kerdil, maka jangan dipilih.

d.      Pertumbuhan Bibit Sawit Usia 12 Bulan

 

Semakin lama masa pembibitan, maka pertumbuhan bibit sawit juga harusnya lebih besar. Ketika bibit memasuki usia 12 bulan, Pastikan anda memilih bibit yang mempunyai pelepah berjumlah 17, tinggi 130 cm dengan diameter 6.8 cm

Harga Bibit Pre Nursery (3 Bulan)

 

Bibit kelapa sawit kecambah ini banyak di minati oleh masyarakat yang akan menanam kembali dari awal. Harga bibit kelapa sawit unggul pada usia 3 bulan/pre nursery adalah 15.500/Bibit.

Tentu saja, semakin banyak Anda membeli, maka harganya bisa semakin murah. Namun, jika Anda ingin mendapatkan bibit dengan kualitas yang sama, namun dengan harga yang lebih terjangkau, Anda bisa membelinya secara online.

Harga Bibit (4-6 Bulan)

 

Pada usia 4-6 bulan, harga yang biasa dipasarkan untuk kelapa sawit pada usia ini adalah 20.000/Bibit. Anda bisa mencoba untuk membeli bibit usia 4-6 bulan di Aplikasi GDM Agri.

Melalui Aplikasi GDM Agri, Anda bisa memilih bibit kelapa sawit berbagai ukuran dengan harga yang lebih terjangkau, namun dengan kualitas yang tak kalah baik.

Kelebihan lain dari pembelian bibit melalui Aplikasi GDM Agri ini adalah Anda bisa bertemu langsung dengan penjualnya, dan melakukan negosiasi harga sesuai kesepakatan.

Harga Bibit Main Nursery (>7 Bulan)

 

Bibit di usia lebih dari 7 bulan masuk ke masa main nursery. Pada usia ini, bibit sudah mulai tumbuh lebih besar dan lebih kuat terhadap stress.

Usia main nursery yang banyak dijual pada umur 8 bulan, 9 bulan, dan umur 1 tahun. Anda dapat membeli bibit sawit siap tanam ini dengan harga 30.000 – 40.000/bibit tergantung usia bibit tersebut.

Anda juga bisa mendapatkan bibit fase main nursery ini di Aplikasi GDM Agri. Sebab, Aplikasi GDM Agri merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli di bidang agribisnis dari berbagai wilayah di Indonesia.

Tuesday, December 6, 2022

Cara Pancang Tanam dan Penggalian Lobang untuk Kelapa Sawit

Untuk mendapatkan barisan tanaman dan pertumbuhan tanaman kelapa sawit yang sesuai harapakan, maka perlu diperhatikan dan dilakukan proses pemancangan dan pembuat lobang tanam sesuai anjuran

1.     Pemancangan

Pada tahap pertama di buat rancangan larikan (barisan) tanaman serta pancang sebagai titik tanam, di mana titik tanam kelapa sawit akan di tanam. Pengajiran atau memancang adalah menempatkan tempat – tempat yang akan di tanam bibit kelapa sawit. Letak ajir (pancang) harus tepat, sehingga terbentuk barisan ajir yang lurus di lihat dari segala arah, dan kelak setiap individu tanaman pun akan lurus terutur serta memperoleh tempat tumbuh yang sama luasnya. Dalam keadaan yang demikian, tanaman mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang tidak berbeda.

Sistem jarak tanaman yang digunakan umumnya adalah segitiga sama sisi dengan jarak 9 m X 9 m X 9 m.  Dengan sistem segitiga sama sisi ini, jarak utara– selatan tanaman adalah 7,82 m dan jarak antara setiap tanaman adalah 9 m.

Populasi (kekerapatan) tanaman per ha adalah 143 pohon. Penanaman kelapa sawit dapat juga menggunakan jarak tanam 9,5 m X 9,5 m X 9,5 m dengan jarak tegak lurus (U-S) 8,2 dan populasi 128 pohon per hektar. Untuk mencapai ketepatan pengajiran, pekerjaan pengajuran harus dilaksanakan oleh pekerjaan yang terlatih.

2.     Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam harus dibuat seminggu sebelum sebelum penanaman agar tanah yang digali dan lubang tanam mengalami pengaruh iklim sehingga terjadi perbaikan tanah secara fisika ataupun Kimia dan dapat di lakukan pemeriksa lubang baik ukuran maupun jumlah per hektarnya. Lubang tanam bertujuaan untuk menyediakan ruang bagi perakasaran yang baik bagi tanaman pada fase awal pertumbuhan di lapangan (H.P.Permadi, 2000)

Pembuatan lubang yang di lakukan pada saat tanam atau hanya 1 - 2 hari sebelum tanam tidak dianjurkan. Lubang tanam kelapa sawit biasanya di buat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm, tetapi ada juga yang hanya berukuran 50 cm x 40 cm x 40 cm pada saat menggali. Tanah atas di taruh di sebelah dan tanah bawah di taruh di sebelah selatan lubang, Ajir di tancapkan di samping lubang dan bila lubang telah selesai di buat, ajir di tancapkan kembali ke tengah – tengah lubang. Apabila tanaman akan di tanam menurut garis tinggi (kontur) atau di buat teras melingkari bukit, letak lubang tanaman harus berada paling dekat 1,5 m dari sisi lereng. Untuk penanaman kelapa sawit yang melingkari bukit, biasan nya di buat teras – teras terlebih dahulu, baik teras individual mampun teras kolektif.

Berikut ini cara sederhana pembuatan lubang tanam

Peralatan yang diperlukan untuk membuat lubang tanam berupa cangkul, alat pengukur/tongkat (mal/patron) dengan ukuran 60 cm dan 90 cm, dan post hole digger. Teknis pengerjaan lubang tanam secara manual dilakukan  dengan tata urutan sebagai berikut.

1.     Lubang tanaman telah dipersiapkan 1 (satu) bulan sebelum tanam.

2.     Pancang tidak boleh diangkat sebelum diberi tanda untuk pembuatan lubang tanam (90 x 90) cm diatas permukaan tanah sehingga pancang tepat berada di tengah-tengah pola tersebut.

3.     Ukuran lubang tanam adalah (90 cm x 90 cm x 60 cm).

4.     Tanah hasil galian dipisahkan antara top soil dan sub soil. Top soil diletakkan di sebelah selatan dan sub soil di sebelah utara secara teratur dan seragam. Setelah lubang tanam selesai, pancang kembali ke posisi semula

5.     Dinding lubang tanam harus tegak lurus dan tidak boleh berbentuk lain.

Satu hari normlanya setiap orang bias membuat lubang sebanyak 15 – 20 lubang. 

Penanaman Sawit di Lahan Berbukit

 Pengelolaan perkebunan kelapa sawit di lahan dengan kontur berbukit tidak sama dengan lahan yang datar, lantaran pola budidaya kelapa sawit di lahan yang berbukit mesti memerhatikan faktor pembatas dan pengurang. Pada areal berbukit faktor pembatas diantaranya erosi tanah tinggi, aliran permukaan tinggi, kapasitas infiltrasi tanah rendah, top soil rendah dan bahan organik rendah.

Sebab itu guna mengatasi faktor pembatas maka perlu dilakukan inovasi budidaya seperti melakukan pembuatan teras kontur dan tapak kuda, lantas membentuk “v” lining (bukan stright lining).

Memperhatikan spesifik progeny (morfologi, SPH/satuan pohon per ha), membuat silt pit dan bio pori, kemudian pemupukan pocket/ focal feeding, aplikasi jangkos, menerapkan tanam LCC/ Nephrolepis, Rain Harvesting (Cutting side drain, RSP) dan U-Shape Frond Stacking.

Fokus dalam Best Management Practices (BMP) terdapat pada lima hal yakni, pertama Konservasi Tanah dan Air, lakukan manajemen vegetasi penutup tanah, lantas menerapkan Rain Harvest, dan memodifikasi relief mikro.

Kedua, manejemen pemupukan dengan menerapkan organisasi pemupukan, sistem penghancakan dan metode aplikasi pupuk. Ketiga, Manajemen Bukit dengan melakukan pemetaan kawasan bukit, pembuatan jalan selendang dan pembuatan jalan zigzag.

Keempat,manajemen palung dengan menerapkan invebtarisasi dan pemetaan, penomoran indeks palungan dan monitoring kerja perbaikan palungan. Kelima, manajemen panen, biasanya dengan menerapkan organisasi panen, penghancakan (5 sistem) dan pengangkutan buah.

Dengan menerapkan BMP diatas, Divisi Head Agronomy Bumitama Gunajaya Agro Group, Mohamad Zazali kepada InfoSAWIT, produksi Tandan Buah Segar (TBS) sawit pada lahan berbukit yang dimiliki perusahaan berlokasi di Kalimantan Tengah, yang telah diterapkan dibeberapa blok pada kawasan berbukti dengan tahun tanam 1999-2000, produksinya telah mencapai rata-rata 29,8 ton/ha.

Jenis Lahan Tanah yang Cocok Bagi Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit sebagai komoditas yang seksi ternyata mampu tumbuh di beberapa jenis tanah. Kenali berbagai tipe dan karakter media tanam yang tepat untuk kelapa sawit dalam ulasan berikut.

Indonesia punya banyak Jenis lahan tanah yang cocok untuk dimanfaatkan sebagai media tanam berbagai komoditas perkebunan bernilai ekonomis tinggi seperti kelapa sawit. Bahkan khusus untuk buah emas yang satu ini, ada beberapa Jenis lahan tanah yang dapat dijadikan lahan tanam.

Hal ini tentunya menjadi keuntungan tersendiri karena makin banyaknya kemungkinan dilakukannya pembukaan lahan baru untuk pemanfaatan kebun kelapa sawit. Jika dilakukan dengan tepat dan bijak, aktivitas tersebut akan turut mendongkrak perekonomian baik lokal maupun nasional.

Lahan Tanah yang Cocok untuk Kelapa Sawit

Kelapa sawit pada umumnya membutuhkan lahan yang relatif datar dengan struktur lapisan cukup tebal, tidak mudah tergenang, dan subur. Adapun ditinjau dari jenis lahan tanah yang dapat menjadi media budidaya kelapa sawit juga beragam, yakni aluvial, latosol, dan organosol.

Tanah Aluvial

Jenis lahan tanah yang satu ini juga sering dikenal dengan sebutan tanah endapan dan hanya akan ditemukan di lokasi sekitar aliran sungai. Pasalnya, aluvial berasal dari sedimen lumpur yang dibawa oleh air di sungai maupun danau pada kawasan dataran rendah maupun hilir.

Dalam kata lain, tanah aluvial terbentuk sebagai hasil erosi dari tanah pada kawasan tinggi yang terbawa aliran air sungai dan mengendap serta bercampur dengan lumpur di sungai di dasar lereng.

Tanah aluvial banyak ditemukan di kawasan timur Sumatera, utara Jawa, Kalimantan Selatan dan Tengah, dan utara serta selatan Papua. Untuk mengetahui lebih detail tentang tentang aluvial, berikut adalah beberapa karakter utamanya.

  • Subur dan Kaya Mineral

Tanah aluvial bersifat subur dan cocok untuk keperluan pertanian maupun perkebunan. Namun, tingkat kesuburan dari tanah aluvial satu dengan yang lainnya sangat mungkin berbeda tergantung dari material apa yang terbawa hingga mengalami proses pengendapan tersebut. Kendati begitu, aluvial secara umum memiliki kandungan mineral yang banyak kandungan air yang tinggi karena berada di sekitar sungai sehingga membuatnya subur.

  • Berwarna Cokelat dan Agak Kelabu

Warna jenis tanah ini cokelat tetapi cenderung agak kelabu. Adapun warna tersebut diperoleh karena tingginya kandungan mineral pada aluvial.

  • Tekstur Mirip Tanah Liat

Banyak yang masih sulit membedakan antara tanah liat dan tanah aluvial karena kemiripan keduanya. Tekstur tanah aluvial tergolong lembut dan mudah digarap sehingga menjadi salah satu keuntungan tersendiri. Adapun strukturnya agak longgar atau sedikit lepas-lepas.

  • Kandungan pH, Kalium, dan Fosfor Rendah

Aluvial umumnya mempunyai pH di bawah 6. Selain itu, pada area dengan curah hujan yang rendah, kadar kalium dan fosfor aluvial juga turut rendah.

Tanah Latosol

Warna tanah latosol yang berwarna kemerahan sering membuat orang kemudian menyebutnya dengan istilah tanah merah. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf sehingga bersifat cenderung asam dengan kandungan bahan organiknya yang tergolong rendah hingga sedang.

Tanah latosol banyak terdapat di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bali, Jawa, dan Papua. Sebagai pembeda dari jenis tanah lainnya, berikut adalah beberapa karakter utama latosol.

·             Mempunyai pH Asam

Latosol mempunyai kadar pH relatif asam, yakni 4,5 hingga 6,5. Kondisi tanah yang agak asam tersebut terjadi karena material utama pembentuk latosol telah mengalami pelapukan berat sehingga banyak kation-kation basa yang tercuci.

·             Kandungan Bahan Organik Rendah

Tanah latosol mempunyai bahan organik sekitar 3 hingga 9 persen, tetapi secara umum hanya mencapai angka 5 persen saja. Adapun tingkat tinggi atau rendahnya unsur hara latosol dapat diamati dari warna tanah: makin merah warna tanah latosol, maka makin sedikit pula unsur hara yang dimiliki.

·             Tekstur Liat dan Struktur Gembur

Seperti aluvial, latosol secara umum mempunyai tekstur tanah liat. Namun, struktur tanah latosol remah dengan konsistensi gembur. Dalam kaitannya dengan infiltrasi, tingkat aliran air ke dalam tanah latosol bervariasi mulai dari agak cepat hingga agak lambat.

·             Mempunyai Solum Tebal

Solum pada latosol terbilang cukup tebal, yakni 130 cm hingga lebih dari 5 meter. Adapun solum terdiri dari lapisan permukaan dan subsoil yang telah mengalami proses pembentukan tanah yang sama dengan bagian dasarnya berupa bahan induk yang mayoritas belum lapuk.

Tanah Organosol

Organosol merupakan tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan bahan organik. Namun perlu diketahui, tanah organosol sendiri masih terbagi lagi menjadi dua, yakni tanah humus dan tanah gambut. Seperti namanya, tanah humus mempunyai banyak kandungan unsur yang baik untuk pertumbuhan tanaman, sedangkan tanah gambut sebaliknya.

Kendati begitu, tanah gambut yang bersifat asam justru dapat menjadi media tanam bagi kelapa sawit dengan beberapa penyesuaian. Jenis tanah ini banyak terdapat di kawasan beriklim basah dan curah hujan tinggi. Selain di daerah pantai, tanah ini juga dapat ditemukan di nyaris seluruh wilayah nusantara dengan beberapa karakternya sebagai berikut.

·             Berwarna Cokelat Tua Kehitaman

Organosol mempunyai warna cokelat tua hingga kehitaman. Hal ini dapat menjadi indikasi pula tentang seberapa banyak kandungan unsur organiknya. Makin banyak kandungan organik pada tanah organosol, makin gelap pula warna yang dihasilkan.

·             Memiliki Tingkat Keasaman Berbeda

Jenis tanah organosol gambut mempunyai tingkat pH tanah yang relatif asam, berkebalikan dengan humus. Guna memanfaatkannya sebagai media tanam, perlu dilakukan beberapa penyesuaian agar kebutuhan nutrisi tumbuhan tersebut tetap terpenuhi. 

Keunggulan Bibit Sawit Simalungun

  Salah satu komoditi perkebunan yang memiliki hasil bagus dan tergolong memiliki prospek yang menarik. Tak heran juga tanaman kelapa sawi...