Sunday, December 4, 2022

Jenis-Jenis Pupuk yang Baik untuk Pertumbuhan Kelapa Sawit


Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia mengingat banyaknya perkebunan sawit yang tersebar diberbagai wilayah. Untuk menghasilkan produksi buah sawit yang tinggi tentu harus dilakukan perawatan khusus selama budidaya tanaman agar tidak terjadi hal-hal merugikan yang tidak diinginkan.

Tanaman sawit akan menghasilkan banyak buah jika dirawat dengan pemberian cukup nutrisi. Untuk itulah pada kesempatan kali ini kami akan menerangkan mengenai jenis pupuk perangsang buah sawit.

Tanaman sawit sendiri merupakan keluarga palem-paleman yang buahnya mirip kelapa sehingga sering disebut kelapa sawit. Sebenarnya jika diamati lebih baik maka pohon sawit terlihat lebih mirip pakis haji jika sudah tinggi dan mirip pohon salak jika masih kecil. Pemanfaatan sawit sangatlah beragam seperti pembuatan minyak  baik minyak masak, Virgin Coconut Oil, minyak industri maupun biodiesel.

Tanaman sawit merupakan tanaman jenis tropis sehingga memang sangat cocok bila ditanam di wilayah Indonesia. Hanya saja pembukaan lahan secara besar-besaran kadang merusak ekosistem alami hutan di indonesia. Terlepas dari hal itu kelapa sawit telah membawa Indonesia ke kancah dunia dalam produksi minyak VCO (Virginia Coconut Oil). Untuk itu penting agar terus dilakukan pengembangan terkait budidaya tanaman sawit agar hasilnya meningkat.

Salah satu faktor yang menentukan hasil kuantitas dan kualitas dalam panen buah sawit adalah pupuk. Pupuk memang sangat dibutuhkan hampir di setiap tanaman budidaya. Pada tanaman sawit ada beberapa jenis pupuk yang harus diberikan sebagai perangsang untuk buah sawit agar lebih banyak dengan kualitas yang bagus. Berikut adalah beberapa jenis pupuk yang dapat merangsang buah sawit yang wajib anda pelajari sebelum mulai budidaya kelapa sawit.

1. Pupuk Organik Bokashi

Pupuk Bokashi yang sudah jadi lebih banyak mengandung unsur hara serta lebih mudah diserap oleh akar tanaman. Selain itu keberadaan EM4 dalam pupuk Bokashi akan menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen.

Dalam bokashi padat tentu sudah terkandung unsur hara makro dan unsur hara mikro sekaligus. Unsur hara tersebut sangat berguna untuk mensuplai nutrisi dalam menunjang hidup tanaman sawit.

Pemberian pupuk organik sebagai pupuk dasar dan harus diulang sekitar 6 bulan sekali. Untuk tanaman kelapa sawit sebaiknya Bokashinya terbuat dari pupuk kandang bercampur kompos.

2. Pupuk Fosfor (Phospat)

Pupuk selanjutnya yang wajib ada saat pemberian pupuk dasar adalah pupuk phospat (fosfor). Unsur hara fosfor merupakan unsur makro yang berperan penting dalam proses pertumbuhan tanaman kelapa sawit.

Fosfor akan berperan sebagai perangsang pengakaran tanaman sawit yang kuat. Selain itu juga sangat dibutuhkan untuk masa morfologi bunga nantinya.

Contoh pupuk yang kaya fosfor sebagai pupuk dasar adalah SP-36. Sedangkan untuk masa pembungaan/morfologi maka sebaiknya digunakan pupuk phosphate cair seperti agrophos.

3. Pupuk Kalium

Unsur kalium juga menjadi unsur hara makro yang cukup penting untuk tanaman. Kalium penting dalam mengatur proses pembukaan dan penutupan stomata untuk penguapan air. Selain itu kalium juga berfungsi untuk mempertebal dinding sel dan menstimulus sistem pertahanan alami dari tumbuhan tersebut.

Kegunaan lain dari kalium adalah untuk proses pembentukan buah dan sekaligus memperbaiki kualitas dari buah itu sendiri. Tanaman sawit yang cukup kalium akan memiliki batang yang kuat serta buah yang lebat, banyak dan berbobot.

Pupuk kalium harus diberikan pada saat pemupukan dasar bersamaan dengan pupuk organik dan pupuk phosphate. Pemberian pupuk kalium juga perlu diulang terutama pada musim kemarau dan ketika buah sawit sudah mulai terbentuk. Sumber pupuk kalium sangatlah beragam seperti KNO, MKP, KCL dll.

4.  Pupuk Mikro Plant Activator

Yang dimaksud dengan pupuk mikro adalah pupuk majemuk yang mengandung berbagai macam unsur hara mikro seperti Mn, Mo, B, Mn, Cu, Fe, Cl, dll. Peran unsur mikro  sangat penting dalam proses metabolisme tanaman dan juga mengaktifkan beberapa senyawa kimia seperti enzim serta hormon di dalam jaringan tanaman. Oleh karena itu pupuk mikro sering disebut plant activator.

Meski bisa dijadikan campuran pupuk dasar, namun sebaiknya pupuk mikro tidak diberikan di awal namun setelah tanaman berusia 1 bulan baru bisa menyemprotkan pupuk mikro 1 - 2 kali dalam sebulan.

Penyemprotan bisa menjadi lebih intens ketika tanaman sawit memasuki masa berbunga. Hal ini diharapkan akan dapat menghasilkan bakal buah sawit lebih banyak. Beberapa contoh dari pupuk mikro adalah YaraVita Complex dan Primarin-B .

5. ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)

Meski pemupukan sudah dilakukan dengan baik dan benaar, namun sebaiknya kita juga memberikan rangsangan ZPT untuk merangsang keluarnya buah sawit lebih banyak. Sudah sejak lama ZPT diketahui sebagai zat penunjang pertumbuhan tanaman dan perkembangan tanaman.

Pada budidaya tanaman sawit, maka ZPT yang paling tepat untuk diberikan adalah ZPT jenis Giberelin dan Auksin. ZPT Auksin berperan dalam memacu pertumbuhan serta memacu pembentukan bunga sedangkan ZPT Giberelin berguna pada fase generatif yaitu masa pembungaan atau morfologi.

Tanaman sawit yang disemprot Giberelin akan menghasilkan lebih banyak bakal buah ketimbang tanaman sawit yang tidak dirangsang menggunakan ZPT Giberelin.

Pemberian pupuk perangsang buah sebaiknya dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan perkembangan tanaman sawit itu sendiri. Untuk pupuk organik memang tidak memerlukan dosis pasti, namun pupuk anorganik sebaiknya tetap mengacu pada dosis yang telah dianjurkan oleh produsen.

No comments:

Post a Comment

Keunggulan Bibit Sawit Simalungun

  Salah satu komoditi perkebunan yang memiliki hasil bagus dan tergolong memiliki prospek yang menarik. Tak heran juga tanaman kelapa sawi...